Minggu, 02 November 2008

Synopsis pagelaran “Bangkit”, Komunitas Seni Jalan Lain, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, pada tanggal 29 Oktober 2008, di aula STKIP-PGRI

Empat orang memasuki panggung dari bagian belakang penonton. Dengan busana hitam-hitam, serta wajah di make up putih, mereka melakukan gerakan-gerakan teatrikal. Sesekali mulut mereka mengeluarkan suara –suara rintihan, gerauan dan jeritan menyayat, menimpali iringan lagu “Hector Death” (soundtradk film TROY ). Tubuh mereka bergetar, seakan terkena strum setiap ada tetabuhan drum dalam lagu tersebut. Setelah mereka berada bersamaan di atas panggung sedikit bergerak tertatih-tatih sesuai irama lagu tiba-tiba serentak mereka terjatuh tertelungkup. Setelah saling berpandangan mereka bergerak seperti mendengarkan sesuatu yang akan memberikan pertolongan. Tangan mereka gapaikan ke atas . Tapi,mereka seperti tidak mendapatkan pertolongan itu. Setelah berdiri mereka menjadi patung dan tangan melemas ke bawah. Perlahan mereka berjalan pelan dengan wajah tertunduk seolah mereka sedih tidak dapatkan apa yang mereka inginkan.

Beberapa menit kemudian 6 orang naik ke atas pentas berperan sebagai keluarga petani,mereka beraktifitas seperti kehidupan petani sehari-harinya dengan nada lagu jawa di panggung setelah itu barulah muncul 3 orang rakyat yang berjalan hendak mandi ke sungai,mereka semua tersenyum terasa damai.

Asik-asiknya rakyat beraktifitas ada yang bergembira bersama keluarganya,ada yang asik mandi,dan 5 orang rakyat yang menari menghibur suasana. Setelah selesai menari-menari . Tiba-tiba penari ketakutan, ternyata melihat 5 orang penjajah belanda bercelana loreng,berbaju hitam,dengan senjata yang lengkap dan berambut orange. Sedikit bergerak menghendap-hendap mereka mengejutkan masyarat di atas panggung,dengan teriak lantang penjajah itu memporak-porandakan rakyat. Mereka menendang,memeras dan menghukum tanpa perasaan sedikit pun. Semakin mereka melawan semakin di siksalah orang itu.

4 orang rakyat datang naik ke panggung mereka langsung di tangkap dan turut di siksa. Salah seorang tentara memberi komando untuk mengambil barang-barang milik rakyat lalu mereka pergi tanpa melihatkan wajah yang bersalah.

Naiklah lagi 4 orang PMI mereka berusaha menolong,tapi tentara datang lagi.Mereka menyiksa rakyat beserta PMI juga. Semua berteriak histeris dan menangis sungguh memperhatinkan. Tentara tertawa terbahak- bahak mereka berkuasa rakyat tidak berani melawan.

Begitu 3 orang mengibarkan bendera merah putih serentak 5 orang pejuang berlari dari penonton berteriak untuk berjuang mengalahkan belanda . Terjadi perlawanan sengit pejuang hampir saja kalah ,untung saja rakyat bersatu padu membantu pejuang dan hancurlah belanda.

Rakyat bebas dan melakukan aksi balas terhadap penjajah. Mereka di siksa dan di bawa ke bawah pentas.pejuang pun menteriakan kemerdekaan.merdeka...merdeka...dan merdeka

Setelah berteriak lantang merdeka rakyat menyanyikan lagu satu bangsa,sambil bernyayi mereka melucuti Senjata dan pakaian penjajah belanda. Mereka di caci maki oleh rakyat,

lagu selesai belanda bersama rakyat dan pejuang berteriak merdeka... !!. Belanda yang kalah naik kepanggung bergabung bersama rakyat dan pejuang untuk membacakan sumpah pemuda.semua berkata lantang,baik dari pemain dan penonton membaca sumpah pemuda bersama-sama.konsep yang selama beberapa minggu di rencanakan oleh salah satu anggota KSJL(komunitas seni jalan lain) akhirnya usai dengan kalimat”KOMUNITAS SENI JALAN LAIN”

PENULIS : KOMUNITAS SENI BUDAYA JALAN LAIN

HUMAS(RIKO)

Tidak ada komentar: